Persebaran Flora dan Fauna di Permukaan bumi

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, setiap zona dan subzona pada biosfer memiliki flora dan fauna yang berbeda. Perbedaan tersebut disebabkan oleh faktor-faktor lingkungan yang memengaruhi kehidupan flora dan fauna sehingga persebarannya di permukaan bumi berbeda-beda.
1. Persebaran Flora di Dunia
Secara garis besar, kehidupan organisme baik flora maupun fauna di permukaan bumi terdapat pada dua biosiklus, yaitu daratan dan perairan.


a. Biosiklus Daratan
Biosiklus daratan dapat diklasifikasikan menjadi bagian-bagian yang lebih spesifik yang didominasi oleh jenis flora tertentu yang memiliki karak teristik yang khas. Biosiklus daratan secara umum terdiri atas bioma hutan, sabana, steppa, dan gurun.
1) Bioma Hutan
Hutan (forest), adalah bentang lahan (landscape) yang sangat luas yang ditumbuhi beraneka ragam pohon-pohonan. Jenis-jenis hutan dibagi menjadi lima macam, antara lain sebagai berikut.
a) Hutan Hujan Tropis (Tropical Rain Forest)
Hutan hujan tropis merupakan hutan yang terdapat di daerah tropis, yaitu  suatu daerah yang terletak pada lintang 23,5° LU–23,5° LS. Jenis hutan ini dicirikan dengan pohon-pohon yang tinggi dan rapat serta selalu hijau sepanjang tahun. Pada bagian bawahnya, tumbuh pohon-pohon yang lebih rendah dan di bagian paling bawah ditumbuhi semak, perdu, serta vegetasi penutup sehingga sinar matahari hampir tidak dapat menembus sampai ke permukaan tanah. Ciri lain dari hutan ini antara lain ditumbuhi beragam jenis epifit. Misalnya, cendawan, lumut, dan berbagai jenis anggrek, serta tumbuhan pemanjat seperti rotan. Hutan ini sangat rapat dengan vegetasi yang heterogen (lebih dari 300 spesies). Pohon-pohon di hutan ini tinggi dan berdaun lebar sehingga mengakibat kan terbentuknya kanopi (tajuk) yang menyebabkan dasar hutan menjadi lembap dan gelap. Contoh vegetasi di daerah hutan hujan tropis antara lain meranti dan damar.
Wilayah penyebaran hutan hujan tropis meliputi wilayah Amerika Selatan (Lembah Amazon), Semenanjung Amerika Tengah, Afrika bagian tengah, Madagaskar, Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, dan daerah-daerah di Asia Tenggara lainnya.
b) Hutan Musim di Daerah Iklim Tropis
Hutan musim di daerah tropis, yaitu jenis hutan yang terdapat di daerah  yang memiliki pola musim hujan dan kemarau yang jelas. Ciri khas dari hutan ini antara lain terdiri atas satu atau dua spesies pohon berkayu dengan ketinggian sekitar 25 meter. Pohon tersebut cenderung meng gugurkan daunnya pada musim kemarau, yaitu pada saat curah hujannya kurang dari 60 mm/tahun atau sama sekali tidak mendapatkan curah hujan. Gugur atau rontoknya daun-daunan tumbuhan di hutan ini merupakan bentuk adaptasi fisiologis untuk mengurangi tingkat penguapan. Akibatnya, sinar matahari dapat mencapai bagian dasar dari hutan musim di daerah tropis ini sehingga di bagian dasar hutan ini tumbuh dengan subur dan lebat berbagai vegetasi semak belukar dan rumput-rumputan. Contoh dari vegetasi hutan musim di daerah tropis adalah jati. Wilayah penyebaran jenis hutan musim di daerah tropis, antara lain di sebagian wilayah Indonesia, Thailand, Kamboja, dan Myanmar.
c) Hutan Musim di Daerah Iklim Sedang
Hutan musim di daerah iklim sedang merupakan suatu jenis hutan yang terdapat di wilayah iklim yang memiliki empat musim, yaitu musim panas (summer), gugur/rontok (spring), dingin/salju (winter), dan semi (autumn). Vegetasi di hutan ini pada umumnya berupa tumbuhan berkayu yang memiliki daun lebar, perakaran yang dalam, dan kulit yang kasar.
Bentuk adaptasi dari tumbuhan di hutan ini adalah adaptasi fisiologis dengan cara yang berbeda pada setiap musimnya. Pada musim semi, tumbuhan mulai berbunga dan berbuah, pada musim panas mulai tumbuh biji, pada musim rontok menggugurkan daunnya, sedangkan pada musim dingin tumbuhan mengu rangi penyerapan air infiltrasi melalui sistem perakarannya. Jenis vegetasi di hutan ini didominasi oleh dua atau tiga spesies. Misalnya, oak, elm, beach, dan maple. Wilayah penyebaran hutan ini meliputi wilayah Amerika Serikat bagian timur, sebagian besar Eropa Tengah, Australia bagian timur, Selandia Baru, Cina, Korea, Jepang, dan Argentina.
d) Hutan Mangrove (Hutan Bakau)
Hutan mangrove merupakan jenis hutan di daerah tropis yang ditumbuhi berbagai jenis vegetasi khas rawa-rawa pantai yang dipengaruhi pasang surut air laut. Ciri-ciri dari vegetasi hutan mangrove antara lain ditandai dengan sistem perakaran vegetasi yang sebagian berada di atas permukaan air. Sistem perakaran tersebut berfungsi sebagai alat respirasi dan penangkapan lumpur dari peristiwa pasang surut air laut. Jenis-jenis vegetasi di hutan mangrove antara lain nipah dan bakau. Wilayah penyebaran hutan mangrove terutama di pantai-pantai landai berlumpur di wilayah Australia Utara, Afrika Barat, Amerika Selatan terutama Brazilia, dan Asia Tenggara termasuk Indonesia.
e) Hutan Berdaun Jarum (Conifer)
Hutan berdaun jarum merupakan jenis hutan yang banyak terdapat  di daerah iklim sedang sampai dingin. Ciri hutan ini vegetasinya ber daun jarum (conifer), memiliki ketinggian yang relatif sama, berbatang lurus, dan berbentuk kerucut, seperti pinus, cemara, dan cedar. Di Eropa terutama di sekitar daerah Siberia, hutan conifer banyak ditumbuhi jenis vegetasi yang disebut larix yang menggugurkan daunnya pada musim dingin (winter). Adapun di Amerika Serikat sekitar daerah Columbia dan California tumbuh jenis vegetasi berdaun jarum raksasa yang disebut sequoia yang ketinggiannya dapat mencapai lebih dari 75 meter.
f) Hutan Taiga
Hutan taiga merupakan jenis hutan yang terdapat di daerah iklim dingin di belahan bumi utara dan di pegunungan tinggi. Sebagian besar pohon utamanya adalah jenis-jenis tusam yang tetap berdaun serta tahan terhadap suhu dingin dan kekeringan dengan daun seperti jarum dan berlapis zat lilin. Taiga merupakan wilayah yang sangat minim akan jenis tumbuhan. Dalam ribuan hektar mungkin hanya terdiri atas dua atau tiga jenis saja, antara lain pinus merkusi dan cemara.
2) Bioma Sabana
Sabana merupakan suatu wilayah vegetasi di daerah tropis atau subtropis yang terdiri atas pohon-pohon yang tumbuh dengan jarang dan diselingi oleh semak belukar serta rumput-rumputan. Jenis pohon yang terdapat di daerah sabana Australia terutama ekaliptus, sedangkan di daerah Kenya, Afrika terutama baobab (adansonia digitata) yang memiliki ciri antara lain daun dan cabang membentuk tajuk yang berbentuk seperti payung yang melebar, batangnya tebal, dan relatif kasar. Vegetasi yang tumbuh dengan jarang disebabkan oleh kondisi bulan kering yang lebih lama jika dibandingkan bulan basah dan rendahnya curah hujan di daerah tersebut. Wilayah penyebaran sabana terutama di Australia, Afrika Timur, Brazilia, dan Indonesia terutama di Kepulauan Nusa Tenggara.
3) Bioma Padang Rumput
Padang rumput terdiri atas steppa dan prairi. Steppa merupakan suatu wilayah yang ditumbuhi oleh rumput-rumputan pendek. Istilah steppa digunakan untuk menyebutkan padang rumput di Eurasia. Adapun padang rumput tinggi di Amerika Utara dinamakan prairi yang didominasi oleh jenis rumput Indian Grasses, di Argentina disebut Pampa, dan di Hohnaria disebut Puszta. Terbentuknya padang rumput secara alami lebih banyak disebabkan rendahnya tingkat curah hujan, yakni hanya sekitar 30 mm/tahun. Curah hujan yang rendah mempersulit tumbuhan untuk menyerap air. Akibatnya, hanya jenis tumbuhan rumput yang dapat bertahan hidup dan menyesuaikan diri (adaptasi) dengan kondisi lingkungan alam yang kering. Wilayah penyebaran padang rumput di daerah tropis terdapat di Afrika, Amerika Selatan, dan Australia Utara. Adapun di daerah iklim sedang terdapat di bagian barat Amerika Utara, Argentina, Australia, dan Eropa terutama Rusia Selatan dan Siberia.
4) Bioma Gurun
Gurun terdiri atas dua perwujudan, yaitu gurun panas-kering (hot/arid desert) dan gurun dingin (cold/ice desert).
a) Bioma gurun panas dan kering identik dengan padang pasir (gurun pasir), yaitu suatu wilayah di daerah iklim subtropis sampai sedang yang didominasi oleh hamparan pasir dengan kondisi vegetasi yang sangat terbatas, suhu udara rata-rata tinggi, amplitudo suhu harian tinggi, curah hujan rendah (< 25 mm/tahun), dan penguapan tinggi. Jenis vegetasi yang dapat tumbuh dan beradaptasi terhadap kondisi padang pasir pada umumnya memiliki ciri-ciri akar yang sangat panjang, berdaun kecil dan tebal atau bahkan tidak berdaun, batang pohon relatif tebal, dan bagian tubuhnya seringkali berduri. Contoh jenis vegetasi di daerah padang pasir, antara lain Kaktus Saguaro dan semak berduri.
Wilayah padang pasir terdapat di Afrika Utara (Sahara), Afrika Barat Daya (Kalahari dan Namib), Afrika Timur Laut (Ogaden), Jazirah Arab (Rub’al Khali), Asia Barat Daya (Kara Kum, Taklamakan, dan Iran), Asia Selatan (Thar), Asia Tengah (Gobi), Australia (Gibson dan Simpson), Amerika Serikat bagian tengah dan barat (The Great America Desert, meliputi Arizona dan California), Meksiko bagian utara, dan Amerika Selatan (Atacama dan Patagonia).
b) Bioma gurun dingin atau salju identik dengan tundra, yaitu wilayah di daerah iklim dingin sampai kutub (terutama lingkaran Arktik) yang bagian permukaannya ditutupi oleh es (salju), dan memiliki jenis vegetasi (flora) yang didominasi oleh jenis lumut (lichenes) dan semak (spaghnum).
Suhu pada musim dingin di daerah tundra dapat mencapai sekitar –57° C dan suhu maksimum musim panas sekitar 15° C. Walaupun air mencair di permukaan tanah selama musim panas (summer), tetapi ada juga lapisan es yang tetap membeku (permafrost). Musim tumbuh vegetasinya cukup pendek berkisar antara 30–120 hari pertahun dan  hanya jenis tumbuhan yang mampu bertahan dalam suhu dingin yang dapat bertahan hidup. Wilayah penyebaran tundra antara lain di Alaska, Kanada bagian utara, Siberia, Greenland, dan Tierre del Fuego (Tanah Api) di ujung Amerika Selatan.
b. Biosiklus Perairan
Selain pada biosiklus daratan, flora juga dapat hidup pada biosiklus perairan. Biosiklus perairan terdiri atas dua bagian, yaitu biosiklus air asin (lautan) dan biosiklus air tawar (daratan).
1) Biosiklus Air Asin
Lautan merupakan cekungan (basin) yang berukuran relatif sangat luas yang terisi oleh massa air asin. Di dalamnya terdapat berbagai makhluk hidup berupa jenis tumbuhan maupun hewan yang telah ber adaptasi dengan kondisi perairan laut dengan berbagai karakteristiknya.
Tumbuhan laut hanya tersebar dan terdapat di tempat-tempat yang Terkena penyinaran matahari. Hal ini disebabkan tumbuhan hanya dapat mem produksi makanannya sendiri melalui proses fotosintesis dengan bantuan sinar matahari. Oleh karena itu, persebaran dan keberadaan tumbuhan laut hanya terdapat di Zona Fotik, yaitu daerah yang terkena penyinaran matahari, yaitu sekitar pantai (Zona Litoral), permukaan laut, dan di dasar laut dangkal sampai kedalaman kurang lebih 200 meter (Zona Neritik). Adapun di Zona Afotik yang merupakan daerah yang tidak terkena penyinaran matahari, keberadaan tumbuhan laut sangat sedikit bahkan tidak ada sama sekali.
Secara garis besar, makhluk hidup di laut dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu plankton, nekton, dan bentos.
a) Plankton adalah organisme kecil yang hidup terapung-apung (berpindah tempat secara pasif) di permukaan atau dekat permukaan laut. Plankton terdiri atas fitoplankton (plankton yang bersifat tumbuhan), seperti diatoaeme, dan zooplankton (plankton yang bersifat binatang), seperti radiolaria dan foraminifera.
b) Nekton adalah kelompok hewan laut yang berenang (berpindah tempat secara aktif), seperti ikan dan cumi-cumi.
c) Bentos adalah kelompok organisme laut baik tumbuhan maupun hewan laut yang hidupnya dengan cara menempel atau merayap di dasar laut, seperti rumput laut, bunga karang, siput, kerang, bulu babi, dan bintang laut.
2) Biosiklus Air Tawar
Air tawar yang ada di permukaan bumi diklasifikasikan dalam bentuk sungai, danau, kolam, dan rawa. Setiap bentuk perairan darat tersebut merupakan habitat hidup bagi berbagai jenis kehidupan yang di dalamnya terdiri atas flora dan fauna yang telah beradaptasi dengan lingkungan perairan tawar. Jenis vegetasi yang hidup di air tawar antara lain eceng gondok dan teratai. Vegetasi-vegetasi jenis ini banyak terdapat di Indonesia.
2. Persebaran Fauna di Dunia
Fauna atau hewan yang ada di permukaan bumi penyebarannya di pengaruhi oleh keadaan lingkungan hidup yang sesuai untuk tempat hidupnya. Jika suatu kelompok fauna sudah tidak sesuai lagi untuk menempati suatu daerah tertentu, kelompok fauna tersebut akan melaku kan migrasi atau perpindahan ke daerah lain. Secara garis besar, daerah persebaran fauna di dunia dapat diklasifikasikan menjadi delapan wilayah persebaran, yaitu sebagai berikut.
a. Fauna Paleartik
Daerah persebarannya meliputi wilayah Siberia, Rusia, sebagian besar Benua Eropa, daerah sekitar Laut Mediterania sampai Afrika bagian utara, Cina, dan Asia bagian timur laut termasuk Jepang. Jenis fauna yang termasuk wilayah Paleartik antara lain berbagai spesies anjing, termasuk srigala, tikus, kelinci, beruang kutub, panda, dan rusa kutub.
b. Fauna Neartik
Daerah persebarannya meliputi Amerika Utara sampai dengan Meksiko. Jenis faunanya antara lain antelop bertanduk cabang, tikus ber kantung, kalkun, berbagai jenis spesies burung, anjing, kelinci, ular, kura-kura, dan tupai.
c. Fauna Neotropik
Daerah persebarannya meliputi Amerika Selatan, Amerika Tengah, Meksiko bagian selatan, dan India bagian barat. Jenis Fauna Neotropik antara lain armadillo, piranha, belut listrik, ilama (unta Amerika Selatan), buaya, kadal, kura-kura, dan berbagai jenis spesies kera. Fauna di wilayah Neotropik sebagian besar terdiri atas vertebrata (bertulang belakang) sehingga daerah ini seringkali disebut wilayah vertebrata.
d. Fauna Ethiopia
Daerah persebarannya meliputi sebagian besar Afrika, Jazirah Arab bagian selatan, dan Madagaskar. Jenis Fauna Ethiopia antara lain kuda nil (yang terdapat hanya di Sungai Nil, Afrika), gorila, simpanse, unta, trenggiling, lemur, zebra, cheetah, singa, dan zarafah.
e. Fauna Oriental
Daerah persebarannya meliputi Asia Selatan dan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Jenis Fauna Oriental antara lain gajah, badak, orangutan, gibbon, harimau, rusa, banteng, berbagai jenis unggas, ikan, reptil, dan serangga.
f. Fauna Australia
Daerah persebarannya meliputi Papua, Kepulauan Aru, Australia, dan Tasmania. Jenis faunanya antara lain kanguru, platypus (cocor bebek), kuskus, koala, wallaby, cendrawasih, kasuari, ular piton, buaya, kadal, kakatua, dan merpati.
g. Fauna Selandia Baru (Oceania)
Daerah persebarannya meliputi Selandia Baru (New Zealand) dan pulau-pulau kecil di sekitar Oceania. Jenis Fauna Oceania antara lain kiwi dan sphenodon.
h. Fauna Antartika
Daerah persebarannya meliputi Benua Antartika dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Jenis Fauna Antartika antara lain pinguin dan anjing laut.

Sumber : http:/Guru Muda.com/bse

2 komentar:

  1. http://rahmatkusnadi6.blogspot.com/2010/09/persebaran-flora-dan-fauna-di-permukaan.html

    BalasHapus