EROSI DAN PERUBAHAN IKLIM



Sebagai suatu sistem yang dinamis, tanah akan selalu mengalami perubahan-perubahan yaitu perubahan segi fisik, kimia ataupun biologi tanahnya. Perubahan-perubahan ini terutama terjadi karena pengaruh berbagai unsur iklim, tetapi tidak sedikit pula yang dipercepat oleh tindakan atau perlakuan manusia. Kerusakan tubuh tanah mengakibatkan berlangsungnya perubahan-perubahan yang berlebihan misalnya kerusakan dengan lenyapnya lapisan olah tanah yang dikenal dengan erosi (Sutedjo, 2002).
Daerah yang paling banyak mengalami erosi umumnya terbatas pada daerah di antara 40o Lintang Utara dan 40o Lintang Selatan. Keadaan iklim menentukan kecendrungan terjadinya erosi yang mencerminkan keadaan pola hujan. Selain pola hujan, jenis dan pertumbuhan vegetasi serta jenis tanah juga mempengaruhi erosi di daerah tropis (Arsyad, 1989). Dalam buku yang sama, Arsyad (1989) juga mengatakan bahwa hujan merupakan merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap erosi di indonesia, dimana besarnya curah hujan, intensitas dan distribusi hujan menentukan kekuatan dispersi hujan terhadap tanah, jumlah dan kecepatan aliran permukaan dan kerusakan erosi.
Keragaman hujan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh keberadaannya di garis katulistiwa, aktifitas moonson, bentangan samudera Pasifik dan Hindia serta bentuk topografi yang sangat beragam. Gangguan siklon tropis (El Nino-La Nina) diperkirakan juga ikut berpengaruh terhadap keragaman curah hujan (Boer, 2003).
El Nino-La Nina merupakan salah satu fenomena iklim yang diperkirakan terjadi akibat efek peningkatan gas rumah kaca. Kejadian El Nino-La Nina ditandai dengan kenaikan suhu permukaan laut (SPL) pada saat terjadinya EL Nino dan penurunan SPL saat terjadinya La Nina di daerah katulistiwa bagian tengah dan timur Samdera Pasifik. Kejadian El Nino-La Nina menyebabkan terjadinya peningkatan dan penurunan jumlah curah hujan di Indonesia. Menurut Irianto (2003) dampak dari fenomena El-Nino menyebabkan terjadinya penurunan jumlah curah hujan musim hujan, musim kemarau, awal musim kemarau lebih cepat dan awal musim hujan lebih lambat. Irianto, dkk (2000) juga mengungkapkan bahwa pada saat fenomena El-Nino terjadi, curah hujan untuk wilayah Pulau Jawa dan Nusa Tenggara mengalami penurunan jumlah hujan yang mencapai 60% dari rata-rata curah hujan normal. Berbeda dengan El-Nino, pada saat fenomena La-Nina berlangsung menurut Effendy (2001) akan meningkatkan jumlah curah hujan tahunan sekitar 50 mm dari curah hujan rata-rata normal, dimana saat bulan Desember, Januari dan Februari curah hujan meningkat sangat nyata. Irianto, dkk (2000) mengatakan bahwa pada saat fenomena La-Nina terjadi di Pulau Jawa curah hujan meningkat sampai 140%, sedangkan di Pulau Sumatra dan Kalimantan peningkatannya mencapai 120%. Berdasarkan penelitian As-syakur (2007) di kawasan Bedugul-Batukaru, fluktuasi Suhu Permukaan Laut (SPL) Samudera Pasifik berpengaruh terhadap besarmya jumlah curah hujan pada saat musim kemarau dan tidak berpengaruh terhadap besarnya jumlah curah hujan pada saat musim penghujan.
Peningkatan dan penurunan curah hujan pada saat El Nino-La Nina dipekirakan dapat mempengaruhi tingkat erosi tanah khususnya nilai erosi bulanan dan nilai erosivitas bulanan, sehingga perlu dilakukan kajian untuk mengetahui perbedaan tingkat erosi pada kondisi curah hujan rata-rata normal dan kondisi curah hujan saat kejadian El Nino-La Nina.
Pranala di Blog ini:
Pemanasan Global (catatan mengenai sebabnya)
Pemanasan Global (catatan mengenai akibatnya)
Cuaca dan Iklim
Klimatologi untuk Pertanian
Perubahan Iklim di Bali
Susahnya Memprediksi Hujan
El Nino dan La Nina
Klasifikasi Iklim
Perlukan Informasi Peringatan Dini Kebencanaan???
Aplikasi GIS untuk Klasifikasi Iklim Schmidt-Ferguson
HUJAN
La Nina kah Penyebab Banjir Dimusim Kemarau?
Bencana Cuaca
Info El Nino dan La Nina terkini
Identifikasi Hubungan Fluktuasi Nilai SOI Terhadap Curah Hujan Bulanan Di Kawasan Batukaru-Bedugul, Bali
Perubahan Iklim; Tinjauan Pustaka
PENYEBAB VARIABILITAS HUJAN DI INDONESIA
Hubungan Efek Rumah Kaca, Pemanasan Global dan Perubahan Iklim
PERTUKARAN CO2 ANTARA ATMOSFER DAN LAUT: Pendahuluan
EVALUASI ZONA AGROKLIMAT KLASIFIKASI SCHIMIDT-FERGUSON DI PULAU LOMBOK
Apa sih Banjir…?
Faktor Penyebab Banjir (1)
Faktor Penyebab Banjir (2): Perubahan Lingkungan
Pengaruh Tutupan Kanopi terhadap Besarnya Erosi Tanah
Konservasi Tanah dan Air di Lahan Kering
Ditulis dalam Ilmu Tanah, Klimatologi.

sumber : http://mbojo.wordpress.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar