Posted on February 11, 2008 by Arum Kusumawardhani
Filed Under News Reports | 1,333 views
Minggu, 3 Februari 2008
Perjalanan Hari Ketiga
Dini hari menjelang subuh, hujan mulai turun membasahi bumi Baduy. Hujan tak seberapa lebat, hanya rinai gerimis menghiasi pagi. Satu demi satu dari anggota rombongan bangun dan bergantian menunaikan shalat subuh. Tuan rumah tempat kita menginap telah menyediakan setermos air panas, yang segera saja berubah menjadi beberapa gelas kopi. Udara memang tidak terlalu dingin tapi hujan gerimis yang tak kunjung berhenti membuat para peserta segan untuk beranjak dari teras rumah.
Matahari sudah mulai meninggi tapi gerimis masih saja jatuh satu satu. Semua berharap hujan segera berhenti dan jalan tidak menjadi terlalu licin untuk kita melanjutkan perjalanan. Sementara menunggu hujan, kami disuguhi tontonan yang menarik. Masyarakat Gajeboh yang sedang bergotong royong mengangkut batang batang pohon. Semua bekerja dengan semangat, mulai dari anak anak, kaum wanita, hingga kaum pria dewasanya, mengangkat beban sesuai kemampuan.
Akhirnya, kurang lebih pukul 10.00 pagi hujan berhenti dan rombongan kita dapat melanjutkan perjalanan. Semua barang bawaan dititipkan di rumah tempat kita menginap, dan para peserta hanya berbekal air minum seperlunya untuk memudahkan kita bergerak.
Tujuan berikutnya adalah desa Cipaler, yang masih merupakan kawasan Baduy Luar. Berdasarkan informasi dari pemandu kita, desa tersebut dapat dicapai dalam waktu kurang lebih satu jam perjalanan.
Tak berapa jauh berjalan meninggalkan desa Gajeboh (kurang lebih 1 kilometer), rombongan harus menyeberangi sungai yang cukup lebar. Di sungai tersebut terdapat jembatan yang terbuat dari bambu dan hanya memanfaatkan tali ijuk sebagai pengikatnya. Ternyata, masyarakat Baduy dengan material dan tekhnologi yang sederhana dapat membuat bangunan berbentang lebar yang sangat mengagumkan.
Setelah puas mengamati jembatan bambu tersebut, rombongan kembali bergerak. Setelah sebelumnya menikmati jalan yang datar, selanjutnya adalah perjalanan yang menuntut kerja keras. Tak berapa jauh meninggalkan jembatan, rute yang ditempuh terus saja menanjak. Baru pada saat mau memasuki desa Cipaler, jalan menurun tajam dan sampailah rombongan di desa tujuan.
Suasana di desa Cipaler sedikit berbeda dengan di desa Gajeboh. Suasananya relatif lebih sepi, hanya suara derak mesin tenun yang terdengar sahut menyahut. Di desa Cipaler, hampir di setiap rumah kaum wanitanya sedang mengerjakan tenunan. Kelihatannya kaum lelakinya sedang bekerja di ladang karena hampir tidak terlihat satupun. Hanya ada kaum wanita dan anak anak yang sibuk disekitar rumah.
Disalah satu rumah, rombongan menumpang beristirahat. Karena sudah tengah hari dan cukup lelah berjalan, kami meminta tolong tuan rumah untuk menyediakan makan siang. Dengan menu nasi putih dan hanya berlaukan mie instan, rombongan makan dengan lahap, menggantikan energi yang tadi terbuang.
Sambil menikmati makan siang, rombongan berbincang bincang dengan tuan rumah. Berbagai pertanyaan diajukan, tapi yang sangat menarik perhatian adalah bagaimana cara masyarakat Baduy berpakaian dan peruntukan jenis jenis kain untuk aneka kegiatan.
Sementara itu, beberapa rekan mencari informasi tentang Baduy Dalam. Ternyata pada saat kami berkunjung, masyarakat Baduy Dalam sedang memberlakukan pantangan untuk menerima tamu dari luar selama 3 bulan. Mengingat hari sudah siang, dan terbatasnya waktu maka rombongan kita harus cukup puas dengan hanya mengunjungi kawasan Baduy Luar.
Setelah cukup beristirahat, rombongan kembali berjalan menuju desa Gajeboh. Dalam perjalanan pulang, pemandu kita telah menyediakan kelapa muda yang dipetik langsung dari pohonnya sebagai pelepas dahaga bagi para peserta yang telah berjalan cukup jauh.
Akhirnya rombongan kembali juga ke desa Gajeboh. Tak terasa kita telah berjalan cukup lama, dan waktu sudah hampir pukul 4 sore. Dengan tidak membuang buang waktu, para peserta segera merapikan barang bawaan, dan berpamitan pada tuan rumah untuk segera berjalan kembali keluar dari kawasan pemukiman suku Baduy.
Perjalanan pulang ditempuh dengan lebih cepat karena hari terang dan kondisi jalan yang menurun. Tak terasa, segera saja kita telah berada di luar kawasan pemukiman Suku Baduy. Selesailah sudah kegiatan perjalanan selama 3 hari ini. Selanjutnya dengan tubuh yang lelah tapi hati yang sangat puas karena telah melihat banyak dalam sekilas perjalanan menyusuri Banten, rombongan bersiap untuk kembali pulang menuju Sekretariat BSD.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar