A. Pengertian Biosfer


Secara etimologi biosfer merupakan gabungan dari dua kata, yaitu bio yang berarti hidup dan sphere yang berarti lapisan. Jadi, biosfer adalah lapisan tempat hidup (habitat) makhluk hidup. Biosfer meliputi lapisan litosfer, hidrosfer, dan atmosfer. Ketiga lapisan tersebut saling berinteraksi dan membentuk lapisan biosfer tempat ditemukannya kehidupan di bumi. Setiap jenis makhluk hidup mempunyai tempat masing-masing di biosfer untuk tetap hidup sesuai dengan caranya. Tempat hidup itu disebut habitat, yaitu tempat hidup suatu organisme. Tempat hidup dengan unsurunsurnya beserta makhluk hidup yang tinggal di suatu kawasan secara keseluruhan akan membentuk sistem kehidupan yang disebut ekosistem. Sistem kehidupan di biosfer yang sebesar bumi secara umum dibagi menjadi ekosistem daratan (terrestrial ecosystem), ekosistem laut (marine ecosystem), dan ekosistem air tawar (fresh water ecosystem). Makhluk hidup atau organisme memiliki tingkat organisasi yang berkisar dari tingkat yang paling sederhana (protoplasma) ke tingkat organisasi yang paling kompleks (biosfer). Tingkat organisasi dari bawah ke atas, semakin kompleks.
Protoplasma adalah zat hidup dalam sel dan terdiri atas senyawa organic yang kompleks seperti lemak, protein, dan sejenisnya. Sel adalah satuan dasar suatu organisme dan terdiri atas protoplasma dan inti yang terkandung dalam membran. Jaringan adalah kumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama, misalnya jaringan otot. Organ adalah bagian dari suatu organisme yang mempunyai fungsi tertentu, misalnya kaki atau telinga pada hewan dan manusia, daun atau akar pada tumbuhan. Sistem organ adalah kerja sama antara struktural dan fungsional yang harmonis, misalnya kerja sama antara mata dan telinga, antara daun dan batang pada tumbuhan. Organisme adalah suatu benda hidup, atau makhluk hidup. Populasi adalah kelompok organisme yang sejenis yang hidup dan berkembang biak pada suatu daerah tertentu. Misalnya, populasi manusia di Jakarta, populasi banteng di Baluran, atau populasi badak di Ujung Kulon. Komunitas adalah semua populasi dari berbagai jenis yang menempati suatu daerah tertentu. Pada daerah tersebut tiap populasi saling berinteraksi. Misalnya, populasi harimau berinteraksi dengan populasi gajah di Sumatra Selatan, populasi ikan emas berinteraksi dengan populasi ikan mujaer di kolam. Ekosistem adalah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi. Ekosistem merupakan hubungan timbal balik yang kompleks antara organisme dan lingkungannya baik yang hidup maupun tak hidup (tanah, air, udara), yang secara bersamasama membentuk suatu sistem ekologi. Misalnya, ekosistem hutan mangrove di Segara Anakan atau ekosistem air tawar di danau Toba. B. Persebaran Hewan Tumbuhan di Muka Bumi
1. Persebaran Hewan (Fauna) di Muka Bumi
a. Fauna di Padang Rumput
Padang rumput merupakan habitat dari berbagai jenis binatang, karena padang rumput menyediakan segala yang dibutuhkan oleh hewan-hewan pemakan rumput (herbivora). Jenis hewan yang hidup di padang rumput antara lain kuda, zebra, bison, dan kanguru (yang hidup di padang rumput Australia). Selain hewan herbivora, di daerah ini juga terdapat hewan predator seperti singa, harimau, serigala, dan binatang karnivora lainnya.
b. Fauna di Daerah Gurun
Gurun identik dengan daerah kering, sehingga binatang yang berada di daerah ini biasanya mampu beradaptasi dan bertahan hidup dalam kondisi cuaca yang panas dan kering. Binatang yang hidup di daerah kering dicirikan dengan pencarian mangsa pada pagi hari atau malam hari dan hidupnya di lubang-lubang untuk melindungi diri dari sengatan sinar matahari pada siang hari, dan cuaca dingin pada malam hari. Binatang yang hidup di gurun biasanya berukuran kecil, seperti kadal, ular, dan tikus. Binatang yang berukuran besar biasanya jarang ditemui di daerah ini, karena adaptasinya yang sulit. Contoh, binatang besar yang mampu beradaptasi dan bertahan hidup di daerah gurun adalah unta dan kuda.
c. Fauna di Daerah Tundra
Tundra merupakan daerah yang mempunyai iklim kutub, oleh karena itu daerah ini merupakan daerah dingin (beku). Fauna di daerah tundra dicirikan mempunyai bulu-bulu yang tebal, yang berfungsi sebagai pelindung dari cuaca dingin di daerah tersebut. Fauna yang hidup di daerah tundra antara lain pendeer dan muskox merupakan jenis hewan herbivora (pemakan jenis lumut). Jenis hewan mamalia yang mampu bertahan di daerah tundra antara lain beruang kutub, serigala kutub, dan kelinci kutub. Daerah tundra yang beriklim kutub yang dingin memiliki jenis fauna lebih sedikit dibandingkan daerah gurun. d. Fauna di Hutan Tropik Fauna yang hidup di hutan tropik jenisnya sangat beragam antara lain kera, berbagai jenis burung, hariamau, gajah, serangga, binatang melata, dan berbagai jenis hewan vertebrata dan invertebrata lainnya.
e. Fauna di Daerah Taiga
Jenis fauna yang ada di daerah taiga didominasi oleh bermacam-macam burung yang bermigrasi ke arah selatan pada waktu musim gugur. Jenis fauna yang khas di daerah ini adalah moose, serigala, dan beruang hitam.
f. Fauna di Daerah Kutub
Fauna yang mampu hidup di daerah kutub pada umumnya mempunyai bulubulu yang tebal, seperti jenis hewan yang hidup di daerah tundra. Fauna yang hidup di daerah kutub antara lain beruang kutub serta mamalia air seperti singa laut, yang dijadikan sebagai makanan utama beruang kutub, dan sejenis burung yaitu penguin.
2. Jenis Hewan (Fauna) di Perairan
Organisme di dalam air dapat diklasifikasikan berdasarkan model kehidupannya, sebagai berikut.
a. Bentos, adalah organisme yang melekat di dasar endapan. Bentos dapat dibagi berdasarkan cara makannya, yaitu pemakan penyaring (kerang) dan pemakan deposit (siput).
b. Plankton, adalah organisme mengapung yang pergerakannya tergantung pada arus laut.
c. Nekton, adalah organisme yang dapat berenang dan bergerak dengan kemampuannya sendiri, misalnya ikan, ampibi, dan serangga air.
d. Neustin, adalah organisme yang beristirahat atau berenang pada permukaan laut.
3. Persebaran Tumbuhan (Flora) di Muka Bumi
Lapisan kehidupan di darat dapat diketahui berdasarkan ketampakan yang disebut biom (biome) atau formasi biota. Sebuah biom adalah sekelompok ekosistem daratan pada sebuah benua (pulau) yang mempunyai struktur dan ketampakan vegetasi yang sama, sifat-sifat lingkungan yang sama, dan mempunyai karakteristik komunitas yang sama pula. Faktor utama pembentuk biom adalah pola-pola (tipe) iklim di bumi yang tidak sama, yang disebabkan oleh bentuk bumi yang bulat, sehingga menyebabkan intensitas penyinaran matahari dan curah hujan yang diterima tidak sama. Setiap tipe iklim dengan karakteristik komunitas tumbuhan dan hewan yang mampu beradaptasi dengan faktor-faktor lingkungannya akan membentuk sebuah biom. Berikut ini diuraikan tipe-tipe biom yang dikenal di bumi.
a. Hutan Hujan Tropika (Tropical Rains Forests)
Hutan jenis ini terdapat di daerah tropika yang basah dengan curah hujan yang tinggi dan tersebar merata sepanjang tahun. Biom ini terdapat di Amerika Tengah, Amerika Selatan, Afrika, Asia Tenggara (termasuk Indonesia), dan Australia Timur Laut. Ciri yang dapat dilihat pada hutan jenis ini di antaranya pohon- pohonnya tinggi, berdaun lebar dan selalu hijau, serta jenis pohon yang bermacam- macam (heterogen). Sering terdapat tanaman merambat berkayu yang dapat mencapai puncak-puncak pohon yang tinggi (rotan), dan epifit yang menempel pada batang pohon (paku-pakuan, anggrek). Hutan ini kaya akan jenis-jenis hewan vertebrata dan invertebrata.
b. Hutan Musim Tropika (Tropical Seasonal Forest)
Hutan jenis ini terdapat di daerah tropika yang beriklim basah tetapi mempunyai musim kemarau yang panjang. Selama musim kemarau umumnya pohon- pohon merontokkan daunnya (meranggas) untuk mengurangi penguapan. Hutan musim tropika tersebar di India, Asia Tenggara dan daerah tropika lainnya.
c. Hutan Hujan Iklim Sedang (Temperate Rainforests)
Hutan jenis ini tersebar di sepanjang Pantai Pasifik di Amerika Utara, yang terbentang dari negara bagian California sampai ke negara bagian Washington. Di negara bagian California dan Oregon disebut dengan redwood forests, sedangkan di negara bagian Washingotn berupa hutan campuran (mixed coneferous rainforests), di Australia disebut dengan hutan eucalyptus.
Hutan hujan iklim sedang merupakan hutan dengan pepohonan yang tertinggi di dunia, tetapi jenisnya lebih sedikit dibandingkan hutan hujan tropika. d. Hutan Gugur (Temperate Deciduous Forests) Hutan gugur terdapat di daerah yang beriklim kontinen sedang tetapi agak basah. Pohon-pohon yang dominan adalah pohon-pohon berdaun lebar dan tingginya mencapai 30-40 meter. Terdapat hewan-hewan yang beragam, namun dengan aktivitas musiman, terutama rusa yang merupakan herbivore utama. Hutan ini tersebar luas di Amerika Serikat, Eropa, Asia Timur, dan Cile, serta di Pegunungan Amerika Tengah.
e. Taiga (Leaved Forests)
Taiga adalah hutan pohon pinus dengan daun-daun seperti jarum. Pohonpohon yang terdapat di hutan taiga antara lain konifer (pohon spruce, alder, dan birch) yang tumbuh di tempat-tempat dingin. Taiga tersebar di belahan bumi utara (Kanada utara dan tengah, Rusia, dan Siberia Utara).
f. Stepa
Stepa adalah padang rumput yang kering dan tidak ditumbuhi semak-semak.
g. Sabana
Sabana, yaitu padang rumput yang kering dan ditumbuhi semaksemak belukar dan juga ditumbuhi pepohonan. Sabana banyak terdapat di Afrika yang menjadi habitat hewan yang merumput (grazing animal). Sabana terdapat pula di Australia, Amerika Selatan, dan Asia Selatan.
Di Indonesia, sabana terdapat di Nusa Tenggara Timur dan Papua bagian tenggara. Sabana biasanya merupakan daerah peralihan antara hutan dan padang rumput. Sabana terjadi karena keadaan tanah, kebakaran yang berulang, dan bukan disebabkan oleh keadaan iklim.
h. Tundra
Tundra adalah daerah beku dan tandus di wilayah kutub utara. Di wilayah ini tumbuhan jarang atau bahkan tidak dapat hidup. Biasanya vegetasi yang ada hanya padang lumut.
i. Gurun (Desert)
Gurun adalah hamparan padang pasir yang terdapat di semua benua dan mencakup bermacam-macam komunitas. Pada umumnya tumbuhan yang hidup di gurun berdaun kecil atau tidak berdaun, serta dapat beradaptasi terhadap penguapan yang cepat dan air yang sedikit, misal tumbuhan kaktus, perdu kreosot, dan semak-semak gurun. Contoh gurun antara lain Gurun Sahara dan Kalahari di Afrika, dan Gurun Gobi di Asia.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pola persebaran flora di dunia antara lain:
a. pola iklim, yang berkaitan dengan letak lintang dan curah hujan,
b. tipe-tipe tanah,
c. keadaan geologi masa lampau dan evolusi, dan
d. relief atau topografi.
4. Jenis Tumbuhan (Flora) di Perairan
Jenis flora di perairan antara lain sebagai berikut.
a. Terumbu Karang (Coral Reefs)
Terumbu karang adalah gunung kalsium karbonat yang berada di bawah laut. Gunung ini terdiri atas karang, pasir karang, dan batu kapur padat. Terumbu tersebut menjadi dasar bagi komunitas kehidupan laut yang dinamis dan beragam. Jenis terumbu karang antara lain terumbu karang pinggiran (fringing reefs), terumbu karang penghalang (barrier reefs), maupun atoll dan pseudo-atoll.
  • Terumbu karang pinggiran (fringing reef), biasanya tumbuh dari pantai, dan melebar ke arah laut, seringkali mengikuti bentuk luar pulau. Terumbu jenis ini banyak terdapat di kawasan Kepulauan Karibia.
  • Karang penghalang (barrier reef) terbentuk dari bentangan pantai yang dangkal yang tidak memiliki sungai atau faktor lain yang menghalangi pertumbuhan terumbu karang tersebut. Terumbu dan daratan dipisahkan oleh laguna dangkal. Laguna antara Great Barrier Reef dan pesisir timur laut Australia lebarnya berkisar antara 16 dan 160 kilometer dan merupakan karang penghalang terbesar di dunia.
  • Karang atol tumbuh merupakan koloni karang di puncak gunung api bawah laut yang muncul dari dasar laut. Tumpukan karang itu makin meluas ke arah luar, bukan ke atas karena sebagian besar hewan karang harus hidup terendam air. Bentuknya seperti kue donat yang mengikuti puncak gunung api. Oleh sebab itu, atol yang terbentuk biasanya memiliki laguna di tengahnya (kaldera gunung api). Bentuk karang seperti ini banyak dijumpai di Pasifik Selatan.
Luas terumbu karang di Indonesia diperkirakan sekitar 85.707 km2, meliputi 50.223 km2 karang penghalang, 19.540 km2 terumbu karang atol, dan 15.944 karang pinggiran (tepi). Kawasan laut sekitar Maluku dan Sulawesi merupakan kawasan terumbu karang yang paling banyak dan beragam di Indonesia, bahkan di dunia. Makin ke barat atau ke timur jumlah dan keanekaragaman jenis terumbu karang semakin berkurang.
b. Padang Lamun
Lamun adalah tumbuhan berbunga yang sudah beradaptasi sepenuhnya di dalam laut. Tumbuhan ini mampu berfungsi normal dalam keadaan terbenam di air laut yang asin, mempunyai sistem perakaran jangkar dan mampu mengadakan penyerbukan serta daur generatif dalam keadaan terbenam. Lamun dapat tumbuh subur terutama di daerah pasang surut dan perairan pantai yang dasarnya berupa lumpur, pasir, kerikil, dan patahan karang mati dengan kedalaman sampai 4 meter.
Dari 20 jenis lamun yang ada di perairan Asia Tenggara, 12 di antaranya dijumpai di perairan Indonesia. Padang lamun merupakan habitat yang sangat penting bagi komunitas ikan, penyu hijau, dan dugong (duyung), karena tumbuhan di padang lamun merupakan sumber makanannya.
C. Persebaran Hewan (Fauna) dan Tumbuhan (Flora) di Indonesia
Indonesia mempunyai keanekaragaman jenis hewan dan tumbuhan terbesar kedua di dunia setelah Brasil. Berikut akan diuraikan persebaran hewan dan tumbuhan di Indonesia.
1. Persebaran Fauna di Indonesia
Fauna sering juga diartikan dunia hewan. Arti fauna adalah semua hewan yang hidup di suatu daerah atau pada zaman tertentu, sedangkan uraian fauna Indonesia terbatas pada zaman sekarang ini. Uraian fauna lebih ditekankan pada hewan liar, sedangkan hewan yang dibudidayakan akan diuraikan pada peternakan.
Suatu daerah mempunyai ciri lingkungan tertentu yang berpengaruh terhadap jenis dan kehidupan hewan. Indonesia mempunyai berbagai macam lingkungan sebagai wilayah tempat hidup dan berkembangnya fauna. Pulaupulau besar dan kecil yang jumlahnya lebih dari 13.000 buah, perairan yang luasnya mencapai lebih dari tiga juta kilometer persegi, dan terletak di sekitar khatulistiwa, merupakan tempat tinggal dari berbagai jenis fauna. Di Indonesia terdapat lebih dari 500 jenis hewan menyusui (Mamalia), lebih dari 4.000 jenis ikan (Pisces), lebih dari 1.600 jenis burung (Aves), lebih dari 1.000 jenis hewan Reptil dan Amfibi, serta lebih dari 200.000 jenis serangga (insecta).
Jenis-jenis ikan meliputi ikan yang hidup di air tawar, air payau, maupun air asin. Jenis-jenis serangga meliputi yang hidup di dalam tanah, di tempat gelap, merayap di dalam kayu lapuk, maupun yang terbang. Di samping itu masih banyak jenis cacing, lintah, siput, dan kerang.
a. Pembagian Fauna di Indonesia
Jenis-jenis dan persebaran hewan yang ada di Indonesia mempunyai kaitan dengan sejarah terbentuknya kepulauan Indonesia. Indonesia bagian barat, yang meliputi Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya pernah menjadi satu dengan Benua Asia. Indonesia bagian timur, Papua, dan pulaupulau di sekitarnya pernah menjadi satu dengan Benua Australia. Indonesia bagian tengah, Pulau Sulawesi bersama pulau di sekitarnya, Kepulauan Nusa Tenggara dan Kepulauan Maluku, merupakan wilayah yang tidak termasuk Benua Asia maupun Australia.
1) Pembagian Fauna Menurut Wallace (1910)
Pada tahun 1910 (tiga tahun sebelum ia wafat), Wallace dengan mempertimbangkan keunggulan bentuk fauna Asia di Sulawesi, menyimpulkan bahwa fauna Sulawesi tampak demikian khas, sehingga Wallace mendugabahwa Sulawesi dahulu pernah bersambung dengan Benua Asia maupun Benua Australia. Wallace membuat garis yang ditarik dari sebelah timur Filipina, melalui Selat Makassar dan antara Bali dan Lombok yang dikenal dengan Garis Wallace dengan kemudian Wallace menggeser garis yang telah ditetapkan sebelumnya ke sebelah timur Sulawesi (Wallace, 1910). Sulawesi merupakan daerah peralihan antara fauna Asia dengan fauna Australia.
Wallace mengelompokkan jenis fauna di Indonesia menjadi tiga, yaitu:
a) Fauna Asiatis (Tipe Asia), menempati bagian barat Indonesia sampai Selat
Makassar dan Selat Lombok. Di daerah ini terdapat berbagai jenis hewan menyusui yang besar seperti:
(1). tapir terdapat di Sumatra dan Kalimantan,
(2). banteng terdapat di Jawa dan Kalimantan,
(3). kera gibon terdapat di Sumatra dan Kalimantan,
(4). mawas (orang hutan), yaitu jenis kera besar dan tidak berekor, hewan ini banyak terdapat di hutan-hutan Sumatra Utara dan Kalimantan,
(5). beruang terdapat di Sumatra dan Kalimantan,
(6). badak terdapat di Sumatra dan Jawa (bercula dua),
(7). gajah terdapat di Sumatra (berpindah-pindah),
(8). siamang (kera berwarna hitam dan tak berekor) terdapat di Sumatra,
(9). kijang badannya berwarna kemerah-merahan terdapat di Jawa, Sumatra, Bali, dan Lombok,
(10). harimau loreng terdapat di Jawa dan Sumatra, sedangkan harimau kumbang dan tutul terdapat di Jawa, Bali, dan Madura,
(11). kancil adalah kijang kecil banyak terdapat di Jawa, Sumatra, dan Kalimantan,
(12). trenggiling banyak terdapat di Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Bali, dan
(13). jalak Bali terdapat di Bali, dan burung merah terdapat di Jawa.
Di daerah ini juga ditemui jenis hewan lain, seperti kancil pelanduk (terdapat di Sumatra, Jawa, dan Kalimantan), singa, mukang (terdapat di Sumatra, dan Kalimantan), dan ikan lumba-lumba (terdapat di Kalimantan).
b) Fauna tipe Australia, menempati bagian timur Indonesia meliputi Papua dan pulau-pulau di sekitarnya. Di daerah ini tidak didapatkan jenis kera, binatang menyusuinya kecil-kecil dan jumlahnya tidak banyak. Hewan-hewan di Indonesia bagian timur mirip dengan hewan Australia. Jenis hewan tipe Australia, antara lain sebagai berikut.
(1). Burung, terdiri atas cenderawasih, kasuari, nuri dan raja udang.
(2). Amfibi, terdiri atas katak pohon, katak terbang, dan katak air.
(3). Berbagai jenis serangga.
(4). Berbagai jenis ikan.
(5). Mamalia, terdiri atas kanguru, walabi, beruang, nokdiak (landak Papua), opossum laying (pemanjat berkantung), kuskus, dan kanguru pohon.
(6). Reptilia, terdiri atas buaya, biawak, kadal, dan kura-kura.
c) Fauna peralihan, menempati di antara Indonesia timur dan Indonesia barat, misalnya di Sulawesi terdapat kera (fauna Asiatis) dan terdapat kuskus (fauna Australia). Di samping itu terdapat hewan yang tidak didapatkan baik tipe Asiatis maupun tipe Australia.
Fauna Indonesia yang tergolong tipe peralihan adalah sebagai berikut.
(1). Mamalia, terdiri atas anoa, babi rusa, kuskus, monyet hitam, sapi, banteng, dan kuda.
(2). Reptilia, terdiri atas biawak, komodo, kura-kura, dan buaya.
(3). Amfibi, terdiri atas katak pohon, katak terbang, dan katak air.
(4). Berbagai macam burung, terdiri atas maleo, kakaktua, nuri, merpati, burung dewata, dan angsa.
Di antara fauna yang terdapat di wilayah Indonesia bagian tengah terdapat fauna yang khas Indonesia dan tidak dijumpai di daerah lain serta termasuk hewan langka, antara lain anoa (mirip lembu) terdapat di Sulawesi; biawak komodo terdapat di Pulau Komodo, Nusa Tenggara; burung maleo terdapat di Sulawesi dan Kepulauan Sangihe.
2) Pembagian Fauna Menurut Weber
Banyak ahli yang melakukan telaah tentang persebaran jenis hewan di Indonesia dengan membuat garis batas yang berbeda-beda. Salah satu ahli adalah Weber, ia menentukan batas dengan imbangan perbandingan hewan Asia dan Australia 50 : 50. Weber menggunakan burung dan hewan menyusui sebagai dasar analisisnya, tetapi tidak setiap binatang yang dijadikan dasar memiliki garis batas yang sama. Contohnya, hewan melata dan kupu-kupu Asia menembus lebih jauh ke arah timur daripada burung dan siput.
Garis batas antara Indonesia bagian barat dengan bagian tengah disebut garis Wallace dan garis batas antara Indonesia bagian timur dengan bagian tengah disebut garis Weber.
3) Pembagian Fauna Menurut Lydekker
Ahli lain, yaitu Lydekker, menentukan batas barat fauna Australia dengan menggunakan garis kontur dan mengikuti kedalaman laut antara 180 – 200 meter, sekitar Paparan Sahul dan Paparan Sunda. Hal ini sama dengan Wallace yang menentukan batas timur fauna Asia.
Adanya perbedaan fauna antara wilayah Indonesia bagian barat dan timur karena kedua wilayah itu terpisah oleh perairan yang cukup luas dan dalam, dan kedalaman lautnya lebih dari 1000 meter. Laut yang dalam tersebut sebagai pemisah antara kedua wilayah, sehingga fauna pada masing-masing wilayah berkembang sendiri-sendiri.
Perbedaan Fauna Asiatis dan Fauna Australia
Fauna Asiatis Fauna Australia
1. hewan menyusui besar dan kecil
2. tidak terdapat hewan berkantung
3. terdapat berbagai jenis kera
4. jenis burung berwarna sedikit
5. terdapat berbagai jenis kucing liar dan ajag
6. jenis ikan air tawar banyak
1. hewan menyusui kecil-kecil
2. terdapat hewan berkantung
3. tidak terdapat kera
4. jenis burung berwarna banyak
5. tidak terdapat jenis kucing liar dan ajag
6. jenis ikan air tawar sedikit
2. Persebaran Tumbuhan (Flora) di Indonesia
Keanekaragaman tumbuhan di Indonesia dipengaruhi oleh:
a. Indonesia terletak di kawasan tropik yang mempunyai iklim yang stabil.
b. Indonesia terletak di antara dua benua yaitu Asia dan Australia, artinya Kepulauan Indonesia dilintasi oleh dua pusat persebaran biota Asia dan Australia.
c. Luas Kepulauan Indonesia, yang memungkinkan adanya berbagai spesies hewan, dan tumbuhan yang hidup di dalamnya.
a. Keadaan Flora di Indonesia
Flora sering diartikan sebagai dunia tumbuh-tumbuhan. Arti flora adalah semua tumbuh-tumbuhan yang hidup di suatu daerah pada zaman tertentu. Keanekaragaman flora Indonesia tergolong tinggi jumlahnya di dunia, jauh lebih tinggi dari flora yang ada di Amerika dan Afrika. Demikian pula jika dibandingkan dengan daerah-daerah yang beriklim sedang dan dingin.
Jenis flora yang terdapat di Indonesia secara keseluruhan kurang lebih 25.000 jenis atau lebih dari 10% dari flora dunia. Lumut dan ganggang kurang lebih 35.000 jenis. Tidak kurang dari 40% dari jenis-jenis ini merupakan jenis endemik, atau jenis yang hanya terdapat di Indonesia. Jumlah marga endemic yang ada di Indonesia ada 202 jenis, 59 di antaranya terdapat di Kalimantan. Dari semua jenis flora yang ada suku anggrek (orchidaceae) merupakan suku yang terbesar. Volume kayu yang bernilai niaga yang terdapat di hutan seperti Kalimantan diperkirakan sebanyak 40 – 400 m3 per hektar.
Keanekaragaman hayati Indonesia yang jumlahnya cukup tinggi tersebut, baru sekitar 6.000 spesies tumbuhan, 1.000 spesies hewan, dan 100 spesies jasad renik yang telah diketahui potensinya dan dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia untuk menunjang kebutuhan hidupnya. Spesies-spesies asli yang telah berhasil dibudidayakan untuk menjamin kebutuhan pangan kita antara lain adalah padi,\ tebu dan pisang, untuk kesehatan kunyit dan jahe, serta untuk bahan bangunan adalah bambu dan kayu sungkai.
Spesies-spesies pendatang yang sudah diperkenalkan puluhan tahun yang lalu dan merupakan komoditi ekspor penghasil devisa antara lain teh, kopi, tembakau, coklat, dan karet. Di samping yang telah dibudidayakan, banyak spesies yang telah dimanfaatkan meskipun masih hidup liar di hutan-hutan Indonesia, antara lain tumbuhan obat pasak bumi, kepuh, kedawung, dan temu hitam yang dipanen dari populasi alami. Hutan kita pun dihuni oleh kerabat liar tanaman budi daya seperti durian hutan, rambutan hutan, tengkawang, serta rotan.
Ada berbagai faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh-tumbuhan di Indonesia, yaitu faktor fisik dan faktor biotik.
1) Faktor Fisik
a) Iklim
Iklim sangat besar pengaruhnya terutama terhadap suhu udara dan jumlah curah hujan. Daerah yang curah hujannya tinggi memiliki hutan yang lebat dan beraneka jenis tanaman yang hidup di dalamnya. Daerah yang hujannya relatif kurang biasanya tidak memiliki hutan yang lebat. Misalnya di Nusa Tenggara, hutan yang lebat hampir tidak ada, di daerah ini banyak ditumbuhi semak belukar dengan padang-padang rumput yang luas.
b) Suhu Udara
Fr. Junghuhn (1809-1864), seorang penyelidik bangsa Jerman membedakan jenis tumbuh-tumbuhan berdasarkan ketinggian tempatnya.
(1). Tingkat tropis setinggi 700 m, terdiri atas tumbuh-tumbuhan tropis.
(2). Tingkat subtropis hingga 1.000 m, sudah mulai tidak ada tumbuh-tumbuhan hutan dataran rendah.
(3). Ketinggian 1.000-2.000 m, terdapat tumbuh-tumbuhan dari iklim sedang. Daerah ini banyak terdapat kabut, pohonpohonnya telah ditumbuhi lumut (hutan kabut dan hutan lumut).
(4). Lebih tinggi dari 2.000 m, hanya sedikit pohon, dan hanya terdapat belukar dan rumput.
Suhu udara juga sangat berpengaruh pada kehidupan mewarnai tanaman di suatu daerah. Junghuhn telah membuat zonasi (pembatasan wilayah) tumbuh-tumbuhan di Indonesia, seperti terlihat pada Gambar di bawah
c) Tanah dan Relief
Tanah sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan berbagai tanaman, antara lain butiran dan susunannya (struktur yang mendukung). Di daerah yang berelief kasar, maka lereng yang banyak mendapat sinar matahari hutannya lebih lebat daripada lereng yang kurang mendapat sinar matahari.
d) Keadaan Air
Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh keadaan air. Berdasarkan kebutuhan akan air, tanaman dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu:
(1). Xerofita adalah tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di daerah kering, misalnya kaktus.
(2). Hidrofita adalah tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di daerah basah, misalnya teratai dan eceng gondok.
(3). Mesofita adalah tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di tempat sedang dan membutuhkan air dalam jumlah sedang.
.
e) Geologi
Persebaran geografis tumbuhan di Kepulauan Indonesia secara keseluruhan juga ditentukan oleh faktor geologis. Contoh di Paparan Sunda di bagian barat\ dan Paparan Sahul di bagian timur, keadaan floranya mempunyai banyak kesamaan, misalnya antara Sumatra dan Kalimantan mempunyai persamaan flora mencapai 90%. Adanya variasi flora dari masing-masing paparan merupakan pengaruh dari oleh faktor lingkungan setempat.
2) Faktor Biotik
Tumbuhan merupakan salah satu faktor biotik yang berpengaruh terhadap keadaan tumbuhan yang lain. Tumbuhan yang besar akan melindungi tumbuhan yang ada di bawahnya. Binatang yang sangat membantu proses terjadinya penyerbukan dan penyebaran biji tumbuh-tumbuhan. Faktor biotik yang sangat besar peranannya adalah manusia. Manusia dapat merusak dan melindungi tumbuh-tumbuhan. Manusia dapat mengubah hutan menjadi areal industri dan daerah perkotaan, tapi manusia juga dapat mengubah daerah yang gersang menjadi daerah yang rindang.
b. Perwilayahan Flora Indonesia
1) Flora di Daerah Paparan Sahul
Flora di daerah Paparan Sahul adalah flora di daerah Irian Jaya, yang terdiri atas tiga macam, sebagai berikut.
a) Pohon sagu, pohon nipah, dan mangrove.
b) Hutan hujan tropik.
c) Jenis Pemetia Pinnata (motea).
2) Flora di Daerah Peralihan
Di Sulawesi terdapat 4.222 jenis flora yang berkerabat dekat dengan wilayah lain yang relatif kering di Filipina, Maluku, Nusa Tenggara, dan Jawa. Flora di daerah peralihan yang berada di habitat pantai, dataran rendah dan ultra basis lebih mirip dengan flora Irian dan jenis tumbuhan gunung mirip dengan yang ada di Kalimantan.
Flora Sulawesi menunjukkan percampuran antara Indonesia bagian barat dengan bagian timur. Jenis flora di Sulawesi banyak yang mempunyai kesamaan dengan wilayah kering di Jawa, Maluku, dan Nusa Tenggara, sedangkan flora dataran rendah di Sulawesi banyak yang mirip dengan flora dataran rendah di Papua.
3) Flora di Daerah Paparan Sunda
Flora di daerah paparan Sunda adalah flora di wilayah Sumatra yang terdiri atas tiga macam, yaitu:
a) Flora endemik, contoh bunga Rafflesia Arnoldi.
b) Flora di pantai timur terdiri atas mangrove dan rawa gambut.
c) Flora di pantai barat terdiri atas bermacam-macam vegetasi di antaranya meranti-merantian, kemuning, rawa gambut, hutan rawa air tawar, dan rotan. Flora di Kalimantan memiliki kesamaan dengan flora di Sumatra, yaitu hutan hujan tropik, hutan gambut, dan hutan mangrove.
Perbedaan Flora Indonesia Bagian Barat dengan Indonesia Bagian Timur
Indonesia Bagian Barat
(Tipe Asia) Indonesia Bagian Timur
(Tipe Australia)
a. Sedikit jenis tumbuhan matoa (Pometia Pinnata).
b. Terdapat berbagai jenis nangka (Artocarpus spp).
c. Tidak terdapat hutan kayu putih.
d. Sedikit jenis tumbuhan sagu.
e. Jenis meranti-merantian sangat banyak (350 jenis).
f. 6. Terdapat berbagai jenis rotan. a. Terdapat berbagai jenis tumbuhan matoa (Pometia pinnata) khususnya di Papua.
b. Tidak terdapat jenis-jenis nangka (Artocarpus spp).
c. Terdapat hutan kayu putih.
d. Banyak jenis tumbuhan sagu.
e. Jenis meranti-merantian sedikit (25 pohon).
f. Tidak terdapat rotan.
Secara garis besar, pembagian flora Indonesia oleh Prof. C.G.G.J. Van Steenis (1950) adalah seperti pada gambar 1.19. Garis Wallace membatasi antara flora Indonesia bagian barat dengan bagian timur, sedangkan garis Zollinger memberikan batas di Indonesia bagian timur yang mempunyai musim kemarau panjang, yaitu di Kepulauan Nusa Tenggara.
c. Persebaran Tumbuhan di Indonesia Berdasarkan Iklim dan Keadaan Daerah
Persebaran tumbuh-tumbuhan menurut lingkungan geografi berdasarkan iklim dan keadaan daerah di Indonesia adalah sebagai berikut.
1) Hutan Mangrove
Hutan mangrove atau hutan pasang, hutan ini khas bagi daerah pantai tropik, ciri tumbuhan ini mempunyai akar napas yang tergantung dari batang, benih tumbuhan dapat mengapung di air laut selama beberapa bulan, sehing-ga masih dapat tumbuh setelah terdampar di daratan. Terdapat gejalavivipari, yaitu perkecambahan biji pada tumbuhan induk. Hutan ini banyak terdapat di pantai timur Pulau Sumatra dan daerah pantai Kalimantan Tengah, dan Papua, dan sebagian besar daerah pantai di seluruh dunia.
2) Hutan Lumut (Tundra)
Hutan lumut, terdapat di pegunungan-pegunungan tinggi yang selalu tertutup kabut karena letaknya sangat tinggi dari permukaan laut, sehingga udaranya sangat lembap dan suhunya rendah sekali. Hutan lumut terdiri atas pohon-pohonan yang ditumbuhi dengan lumut, misalnya di pegunungan tinggi di Papua, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa.
3) Hutan Rawa
Hutan rawa, meliputi daerah yang cukup luas di Indonesia. Hutan rawa air tawar tidak menghasilkan kayu yang baik, tetapi tanahnya dapat dimanfaatkan sebagai tanah pertanian. Hutan rawa gambut dapat menghasilkan kayu, salah satunya ialah kayu ramin. Hutan rawa gambut banyak terdapat di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
4) Hutan Musim
Jenis hutan ini sering disebut dengan hutan homogen, karena tumbuhannya hanya terdiri atas satu pohon. Hutan ini bercirikan gugurnya daun-daun pada musim kemarau (meranggas). Sebagai contoh ialah hutan jati, cemara, dan pinus. Jenis hutan ini banyak terdapat di Indonesia bagian tengah, Jawa Tengah, dan Jawa Timur sampai Nusa Tenggara.
5) Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis merupakan hutan rimba yang memiliki pohonpohon yang lebat. Jenis hutan ini banyak terdapat di daerah hutan tropis atau daerah yang mengalami hujan sepanjang tahun. Hutan ini sering disebut dengan hutan heterogen, karena tumbuhannya terdiri bermacam- macam jenis pohon. Jenis hutan ini banyak terdapat di Pulau Sumatra, Kalimantan, dan Papua.
6) Stepa
Stepa, adalah padang rumput yang cukup luas. Terdapatnya stepa di Indonesia disebabkan curah hujan sudah banyak turun di bagian barat seperti Sumatra dan Jawa Barat, sehingga angin musim yang membawa hujan dari arah Asiasudah kering setelah sampai di daerah ini. Curah hujan yang ada hanya cukup untuk tumbuhnya tumbuh-tumbuhan jenis rumput yang tidak terlalu banyak membutuhkan air. Daerah yang terdapat stepa ini antara lain Nusa Tenggara Timur dan Timor Timur.
7) Sabana
Sabana memiliki ciri daerah padang rumput yang luas dengan diselingi adanya pohon-pohon atau semak- semak di sekitarnya. Daerah ini mengalami musim kemarau yang panjang dan bersuhu panas. Di Indonesia terdapat di Nusa Tenggara, Madura, dan di dataran tinggi Gayo (Aceh). Wilayah ini digunakan untuk peternakan, seperti sapi, kuda, dan kambing.
D. Pelestarian Flora (Tumbuhan) dan Fauna (Hewan) di Indonesia
Pelestarian alam merupakan bagian integral dari pembangunan. Menurut konsep terakhir, pengertian pelestarian alam mempunyai ruang lingkup yang luas. Pelestarian alam bukan hanya alam yang dilindungi, tetapi juga semua makhluk dan faktor lingkungannya. Jadi, usaha pelestarian alam harus ditetapkan pada sistem kehidupan secara menyeluruh. Usaha ini meliputi pengolahan lingkungan yang lebih baik agar kualitas hidup manusia dapat meningkat.
1. Pelestarian Tumbuhan atau Flora di Indonesia
Pelestarian tumbuhan di Indonesia tidak hanya ditujukan pada jenis-jenis tumbuhan langka saja, tetapi juga ditujukan untuk kelestarian sumber daya kayu sebagai kekayaan alam. Pelestarian flora dilakukan antara lain sebagai berikut.
a. Pengawasan Ketat terhadap Kayu Hutan
b. Penanaman Hutan Kembali (Reboisasi)
c. Cagar Alam
Kawasan hutan yang dilindungi untuk mempertahankan tumbuhan/flora agar dapat berkembang baik secara alami disebut cagar alam.
Berikut contoh cagar alam yang ada di Indonesia.
a. Rafflesia di Bengkulu, untuk melindungi bunga Rafflesia Arnoldi sebagai bunga terbesar di dunia.
b. Ujung Kulon di Jawa barat, untuk melindungi: badak, buaya, banteng, rusa, babi hutan, merak, dan tumbuhtumbuhan.
c. Sibolangit di Sumatra Utara, untuk melindungi flora asli khas dataran rendah Sumatra Timur antara lain bunga lebah dan bunga bangkai.
d. Pulau Dua di Jawa Barat, untuk melindungi hutan dan berbagai jenis burung.
e. Arjuna Lalijiwa di Jawa Timur, untuk melindungi hutan cemara dan hutan alpina.
f. Cibodas di Jawa Barat untuk melindungi hutan cadangan di daerah basah.
g. Tanjung Pangandaran Jawa Barat, untuk melindungi hutan rusa, banteng, dan babi hutan.
h. Liabo Pauti, di Sumatra Barat, untuk melindungi tumbuh-tumbuhan khas Sumatra Barat dan beberapa macam hewan antara lain siamang dan tapir.
i. Cagar alam di Kalimantan Timur dimaksudkan untuk melindungi berbagai jenis anggrek alam (Orchiaceae). Beberapa jenis anggrek di tempat ini hanya terdapat di Indonesia, misalnya anggrek hitam (Coelogyne pandurata).
Jenis-jenis flora yang dilindungi saat ini antara lain sebagai berikut.
1) Vegetasi hutan musim.
2) Vegetasi dan hutan pegunungan.
3) Vegetasi rawa dan hutan rawa air tawar.
4) Hutan depterocarpaceae tanah rendah.
5) Hutan gambut.
6) Hutan kerangas (health forest). 7) Hutan pantai dan hutan bakau.
8) Hutan cadangan di daerah basah.
9) Berbagai spesies bunga.
2. Pelestarian Hewan atau Fauna Indonesia
Pemerintah menyediakan wilayah untuk dihuni oleh hewan-hewan yang dilindungi agar tetap hidup dan berkembang biak. Wilayah-wilayah perlindungan hewan disebut suaka alam. Suaka alam adalah suatu wilayah yang digunakan untuk perlindungan dan kelestarian lingkungan sebagai tempat hidup flora dan fauna. Suaka alam yang dipakai untuk perlindungan fauna disebut suaka margasatwa. Di tempat ini hewan yang dilindungi dapat hidup bebas dan berkembang biak secara alami. Lingkungan tempat hidupnya dijaga agar tidak rusak. Apabila hewan yang dilindungi itu terlalu banyak, maka hewan tersebut ditangkap dan dijinakkan untuk dimanfaatkan oleh manusia.
Contoh-contoh suaka margasatwa di Indonesia, antara lain sebagai berikut.
  1. a. Buton Utara di Sulawesi Tenggara sebagai suaka margasatwa jenis kuskus, kera Sulawesi, burung maleo, dan berbagai jenis burung, khususnya jenis kakaktua.
  2. b. Lambusango di Sulawesi Tenggara, sebagai suaka margasatwa jenis babi rusa, anoa, dan rusa
  3. c. Pulau Dolok di Papua bagian selatan, sebagai suaka margasatwa berbagai jenis burung, kanguru, dan buaya
  4. d. Gunung Leuser di Aceh letaknya di bagian selatan Gunung Leuser. Jenis hewan yang dilindungi di tempat ini antara lain gajah, harimau loreng, harimau tutul, mawas, beruang madu, badak Sumatra bercula dua, buaya, dan burung rangkok. Di cagar alam Gunung Leuser tercatat 105 jenis hewan menyusui, 75 jenis hewan melata dan 20 jenis hewan amfibi, serta berbagai jenis burung.
  5. e. Meru Betiri di Jawa Timur yang masih merupakan hutan asli sejak zaman dahulu di Jawa. Di tempat ini dilindungi harimau loreng Jawa yang diperkirakan hanya tinggal beberapa ekor, termasuk 29 jenis hewan menyusui, sekitar 180 jenis burung, di pantainya terdapat tempat penyu bertelur.
  6. f. Pulau Semana dan Pulau Sangolaki di Kalimantan Timur sebagai suaka margasatwa, khususnya tempat bertelurnya penyu laut hijau. Di kedua pulau kecil ini sebelum dinyatakan sebagai suaka margasatwa dapat diambil sekitar 2 juta telur penyu setiap tahun.
  7. g. Ulu Sembakung di Kalimantan Timur berbatasan dengan Sabah. Di tempat ini dilindungi hewan mawas, beruang, dan gajah Kalimantan.
  8. h. Gunung Watumahae di Sulawesi Tenggara, sebagai suaka margasatwa jenis hewan anoa, burung maleo, rusa, dan berbagai jenis burung, khususnya jenis kakaktua.
  9. i. Ujung Kulon di Jawa Barat, tempat ini khusus melindungi Badak Jawa bercula satu. Jenis badak ini tinggal satu-satunya di dunia. Pada tahun 1990 diperkirakan tinggal 60 ekor. Hewan lain yang hidup di sini adalah harimau tutul, harimau loreng, banteng, anjing hutan, kera, pelanduk, buaya, sekitar 200 jenis burung, dan ular piton.
  10. j. Pulau Komodo di sebelah barat Pulau Flores Nusa Tenggara Timur. Pulau ini sangat terkenal di dunia karena didiami biawak dan komodo. Hewan ini dinilai sebagai sisa-sisa hewan reptil di zaman purba.
  11. k. Way Kambas di Lampung, tempat ini terkenal sebagai perlindungan gajah. Di sini juga dipakai sebagai pusat penjinakkan dan pelatihan gajah agar dapat dimanfaatkan untuk pertunjukkan dan patroli keamanan. Fauna lain yang dilindungi di tempat ini adalah tapir, beruang madu, siamang, kijang, kerbau liar, buaya, dan biawak, serta berbagai jenis burung.
  12. l. Pulau Rambut, di teluk Jakarta. Pulau ini ditetapkan sebagai suaka margasatwa, untuk perlindungan berbagai jenis burung. Jenis-jenis burung penghuni pohon ini antara lain kutilang, kepodang, jalak, perkutut, dan prenjak. Pulau ini dikhususkan untuk melindungi burung-burung penggembira untuk berkembang biak.
  13. m. Kutai di Kalimantan Timur, sebagai suaka margasatwa untuk hewan mawas dan banteng.
  14. n. Perairan Sungai Mahakam, di Kalimantan Timur, sebagai suaka margasatwa khususnya untuk ikan pesut.
Dari buku BSE GEOGRAFI 2 Untuk SMA/MA Kelas XI, Danang Endarto, dkk