Erosi Tanah
Bab VII : Dinamika Pedosfer
Sub Bab : Kerusakan Tanah
Kelas : X
Erosi tanah adalah proses pengikisan lapisan tanah oleh tenaga air. Erosi dapat terjadi di mana saja, terutama di daerah yang tidak memiliki vegetasi sebagai penutup lahan. Terjadinya erosi diawali dengan pemecahan bongkah-bongkah batuan menjadi butiran-butiran yang lebih kecil oleh tenaga pengangkut, kemudian pemindahan butir-butir batuan tersebut, dan akhirnya pengendapan butir-butir batuan ke tempat-tempat yang lebih rendah. Erosi tanah oleh tenaga air terdiri atas empat jenis, yaitu erosi percik, erosi lembar, erosi alur, dan erosi parit.
Foto 2
Penambangan Terbuka
Bab : Persebaran Sumber Daya Alam
Sub Bab : Pengelolaan Sumber Daya Alam Berwawasan Lingkungan Hidup dan Berkelanjutan
Kelas : XI
Penambangan terbuka adalah suatu penambangan yang dilakukan dengan cara mengupas tanah penutup terlebih dahulu yang berada tepat di atasnya. Penambangan terbuka relatif lebih aman, lebih sederhana, dan mudah pengawasannya. Namun, cara penambangan terbuka memiliki beberapa keterbatasan yang di miliki, yaitu kedalaman lapisan batu marmer yang dapat ditambang adalah relatif dangkal dan juga biaya pembuangan batuan penutup kurang sebanding dengan batu marmer yang diperoleh nantinya. Contoh dari penambangan terbuka adalah penambangan batu marmer di Padalarang, Jawa Barat.
Foto3
Sungai
Bab : Dinamika Hidrosfer
Sub Bab : Perairan Darat
Kelas : X
Sungai adalah aliran air tawar melalui suatu saluran menuju laut, danau, atau sungai lain yang lebih besar. Air sungai dapat berasal dari gletser, danau yang meluap, atau mata air pegunungan. Dalam perjalanannya, aliran air sungai mempunyai tiga aktivitas, yaitu melakukan erosi, transportasi, dan sedimentasi. Air sungai dapat mengikis tanah yang dilaluinya, kemudian membawa ke muara sungai di daerah pegunungan mengakibatkan aliran relatif deras sehingga erosi vertikal lebih besar. Oleh karena itu, dapat diamati lembah sungai di daerah pegunungan berbentuk seperti huruf V.
Di bagian hilir, aliran air lebih lambat karena lereng relatif landai. Oleh karena itu, erosi horizontal lebih besar. Hal itu dapat diamati bentuk lembah sungai di bagian hilir makin lebar dan berkelok-kelok (meander). Meander terdapat di bagian lembah sungai yang melebar dan rendah. Akibat adanya putaran atau perbelokan sungai jarak aliran sungai menjadi sangat panjang.
Foto 4
Danau Vulkanik
Bab : Dinamika Hidrosfer
Sub Bab : Perairan Darat
Kelas : XDanau adalah massa air dalam jumlah besar yang berada dalam suatu cekungan atau basin di wilayah daratan. Berdasarkan proses terjadinya, danau dibedakan menjadi dua macam, yaitu danau alam dan danau buatan.
Danau vulkanik adalah danau yang terbentuk akibat adanya leusan gunung api. Setelah terjadi letusan, gunung api tersebut mati, kemudian kepundan gunung terisi oleh air hujan sehingga terbentuk danau. Di Indonesia yang termasuk danau vulkanik antara lain Danau Kelud dan Danau Situ Patenggang di Jawa, Danau Kelimutu di Flores, Danau Poso dan Danau Matana di Sulawesi, serta Danau Kerinci di Sumatera.
Uraian : Persebaran Flora di Dunia
Persebaran Flora di Dunia
Persebaran hewan di muka bumi ini didasarkan oleh faktor fisiografik, klimatik dan biotik yang berbeda antara wilayah yang satu dengan lainnya, sehingga menyebabkan perbedaan jenis hewan di suatu wilayah. Seperti diketahui setiap spesies hewan mempunyai kemampuan yang berbeda dalam mengatasi hambatan-hambatan. Andaikan tidak ada hambatan-hambatan maka persebaran hewan akan berjalan terus. Misalnya hewan yang biasa hidup di pegunungan akan sulit hidup di dataran rendah. Atau hewan yang biasa hidup di daerah panas akan sulit hidup di daerah yang beriklim dingin atau kurang curah hujannya. Di samping itu faktor sejarah geologi juga mempengaruhi persebaran hewan di wilayah tertentu karena wilayah tersebut pernah menjadi satu. Namun hewan berbeda dengan tumbuhan yang bersifat pasif. Pada hewan, bila habitatnya dirasakan sudah tidak cocok, seringkali secara masal mengadakan migrasi ke tempat lainnya. Oleh karena itu pola persebaran fauna tidak setegas persebaran flora. Adakalanya hewan khas di suatu wilayah juga terdapat di wilayah lainnya.
Persebaran hewan di muka bumi ini didasarkan oleh faktor fisiografik, klimatik dan biotik yang berbeda antara wilayah yang satu dengan lainnya, sehingga menyebabkan perbedaan jenis hewan di suatu wilayah. Seperti diketahui setiap spesies hewan mempunyai kemampuan yang berbeda dalam mengatasi hambatan-hambatan. Andaikan tidak ada hambatan-hambatan maka persebaran hewan akan berjalan terus. Misalnya hewan yang biasa hidup di pegunungan akan sulit hidup di dataran rendah. Atau hewan yang biasa hidup di daerah panas akan sulit hidup di daerah yang beriklim dingin atau kurang curah hujannya. Di samping itu faktor sejarah geologi juga mempengaruhi persebaran hewan di wilayah tertentu karena wilayah tersebut pernah menjadi satu. Namun hewan berbeda dengan tumbuhan yang bersifat pasif. Pada hewan, bila habitatnya dirasakan sudah tidak cocok, seringkali secara masal mengadakan migrasi ke tempat lainnya. Oleh karena itu pola persebaran fauna tidak setegas persebaran flora. Adakalanya hewan khas di suatu wilayah juga terdapat di wilayah lainnya.
Pada tahun 1876 Alfred Russel Wallace membagi wilayah persebaran fauna atas 8 wilayah yaitu: Ethiopian, Palearktik, Oriental, Australian, Neotropical dan Neartik, Oceanik dan Antartik. Untuk lebih jelas dan pemahaman Anda semakin mantap mengenai letak wilayah persebarannya, cobalah sambil mempelajari materi ini juga menggunakan peta dunia. Kedelapan wilayah persebaran fauna tersebut adalah sebagai berikut.
a. | Wilayah Ethiopian Wilayah persebarannya meliputi benua Afrika, dari sebelah Selatan Gurun Sahara, Madagaskar dan Selatan Saudi Arabia.Hewan yang khas daerah ini adalah: gajah Afrika, badak Afrika, gorila, baboon, simpanse, jerapah. Mamalia padang rumput seperti zebra, antilope, kijang, singa, jerapah, harimau, dan mamalia pemakan serangga yaitu trengiling. Mamalia endemik di wilayah ini adalah Kuda Nil yang hanya terdapat di Sungai Nil, Mesir. Namun di Madagaskar juga terdapat kuda Nil namun lebih kecil. Menurut sejarah pulau Madagaskar pernah bersatu dengan Afrika. Wilayah Ethiopian juga memiliki hewan yang hampir sama dengan di wilayah Oriental seperti: golongan kucing, bajing, tikus, babi hutan, kelelawar, dan anjing. Gambar 3.4. Fauna Ethiopian. |
b. | Wilayah Paleartik Wilayah persebarannya sangat luas meliputi hampir seluruh benua Eropa, Uni Sovyet, daerah dekat Kutub Utara sampai Pegunungan Himalaya, Kepulauan Inggris di Eropa Barat sampai Jepang, Selat Bering di pantai Pasifik, dan benua Afrika paling Utara. Kondisi lingkungan wilayah ini bervariasi, baik perbedaan suhu, curah hujan maupun kondisi permukaan tanahnya, menyebabkan jenis faunanya juga bervariasi. Beberapa jenis fauna Paleartik yang tetap bertahan di lingkungan aslinya yaitu Panda di Cina, unta di Afrika Utara, binatang kutub seperti rusa Kutub, kucing Kutub, dan beruang Kutub. Binatang-binatang yang berasal dari wilayah ini antara lain kelinci, sejenis tikus, berbagai spesies anjing, kelelawar. Bajing, dan kijang telah menyebar ke wilayah lainnya. Gambar 3.5. Fauna Palearktik. |
c. | Wilayah Nearktik Wilayah persebarannya meliputi kawasan Amerika Serikat, Amerika Utara dekat Kutub Utara, dan Greenland. Hewan khas daerah ini adalah ayam kalkun liar, tikus berkantung di Gurun Pasifik Timur, bison, muskox, caribau, domba gunung. Di daerah ini juga terdapat beberapa jenis hewan yang ada di wilayah Palearktik seperti: kelinci, kelelawar, anjing, kucing, dan bajing. (Lihat gambar 3.6) Gambar 3.6. Fauna Nearktik. |
d. | Wilayah Neotropikal Wilayah persebarannya meliputi Amerika Tengah, Amerika .Selatan, dan sebagian besar Meksiko. Iklim di wilayah ini sebagian besar beriklim tropik dan bagian Selatan beriklim sedang. Hewan endemiknya adalah ikan Piranha dan Belut listrik di Sungai Amazone, Lama (sejenis unta) di padang pasir Atacama (Peru), tapir, dan kera hidung merah. Wilayah Neotropikal sangat terkenal sebagai wilayah fauna Vertebrata karena jenisnya yang sangat beranekaragam dan spesifik, seperti beberapa spesies monyet, trenggiling, beberapa jenis reptil seperti buaya, ular, kadal, beberapa spesies burung, dan ada sejenis kelelawar penghisap darah. |
e. | Wilayah Oriental Fauna di wilayah ini tersebar di kawasan Asia terutama Asia Selatan dan Asia tenggara. Fauna Indonesia yang masuk wilayah ini hanya di Indonesia bagian Barat. Hewan yang khas wilayah ini adalah harimau, orang utan, gibbon, rusa, banteng, dan badak bercula satu. Hewan lainnya adalah badak bercula dua, gajah, beruang, antilop berbagai jenis reptil, dan ikan. Adanya jenis hewan yang hampir sama dengan wilayah Ethiopian antara lain kucing, anjing, monyet, gajah, badak, dan harimau, menunjukkan bahwa Asia Selatan dan Asia Tenggara pernah menjadi satu daratan dengan Afrika. Gambar 3.7. Fauna Oriental. |
f. | Wilayah Australian Wilayah ini mencakup kawasan Australia, Selandia Baru, Irian, Maluku, dan pulau-pulau sekitarnya. Beberapa hewan khas wilayah ini adalah kanguru, kiwi, koala, cocor bebek (sejenis mamalia bertelur). Terdapat beberapa jenis burung yang khas wilayah ini seperti burung cendrawasih, burung kasuari, burung kakaktua, dan betet. Kelompok reptil antara lain buaya, kura-kura, ular pitoon. |
g. | Wilayah Oceanik Fauna di wilayah ini tersebar di kawasan kepulauan di Samudra Pasifik. Wilayah ini merupakan pengembangan dari wilayah Australian daratan, dengan spesifikasi fauna tertentu. Oleh karena itu jenis faunanya hampir sama dengan wilayah Australian. |
h. | Wilayah Antartik Seperti namanya maka wilayahnya mencakup kawasan di kutub Selatan. Jenis fauna yang hidup di daerah ini memiliki bulu lebat dan mampu menahan dingin., misalnya rusa kutub, burung pingguin, anjing laut, kelinci kutub, dan beruang kutub. Kini Anda telah menyelesaikan mempelajari kegiatan 3 modul ini. Bacalah sekali lagi dan carilah sumber-sumber lain baik dari majalah, buku-buku, video, dan acara televisi. Diskusikan dengan teman atau guru bila ada hal yang perlu lebih diperjelas lagi. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar